Berita Terbaru

Pandang Enteng Presiden Prabowo! Main serobot Lahan warga, Ko Berry Pelaku PETI Ratatotok Gandeng Cukong Asing

×

Pandang Enteng Presiden Prabowo! Main serobot Lahan warga, Ko Berry Pelaku PETI Ratatotok Gandeng Cukong Asing

Sebarkan artikel ini

MANADO, MANADONEWS.CO.ID — Pelaku pertambangan tanpa izin (PETI) di Alason, Ratatotok, lelaki BB alias Berry seperti sedang menantang Presiden Prabowo Subianto. Tekad Presiden Prabowo Subianto yang sejak jauh – jauh hari memberi atensi melindungi rakyat dari determinasi asing, malah diadang investor lokal yang seantero Ratatokok Mitra, disapa Ko Berry.

Berry teridentifikasi sedang bekerja sama dengan Mr Roland, pemodal asing berkewarganegaraan Singapura. Situasi makin terpuruk, lantarn Berry diuga membayar aparat kepolisian untuk mengusir sejumlah warga dari lahan tersebut.

MANTOS MANTOS

Fence Pantou, salah satu keluarga ahli waris mengatakan, lahan itu, aslinya milik Nusa Pantou berdasarkan Surat Ukur Desa tahun 1985. Kemudian jatuh ke ahli waris Lole Pantou. Tanah tersebut memang sempat dibebaskan Newmont ( PT Newmont Minahasa Raya yang Kini Jadi Kebun Raya). Semula Newmont yang mengantongi Wilayah Izin Pertambangan (WIUP). Tapi di kemudian hari, Newmont angkat kaki. WIUP kemudin dikantongi PT Minselano. Namun status WIUP PT Minselano ternyata sudah berakhir pada tahun 2021 silam. Tanah yang sudah dibebaskan Newmont, dikembalikan kepada pemilik asal yang memiliki alas hak, termasuk ahli waris Lole Pantou.

Lelaki Berry berada di lokasi Lole Pantou. Dia disebut menggandeng cukong asing untuk mengekploitasi lahan warga setelah menggunakan jasa kepolisian untuk mengusir warga dan menyita alat berat.

 

“Semua yang dibebaskan Newmont di Ratatotok kembali ke pemilik asal. Kami salah satu di dalamnya,” ujar Fence Pantou.

Baca Juga:  TNI Klaim Revisi UU TNI Langkah Strategis Untuk Perkuat Pertahanan Negara

Keluarga Ahli Waris Lole Pantou merasa kaget, aparat yang datang atas nama penertiban tambang ilegal memasang police line, lalu menyita dua unit alat berat jenis excavator. Ironis karena polisi hanya mengincar lahan tersebut, padahal semua yang menambang di Ratatotok, tidak ada izin dan praktis menggunakan alat berat.

“Cuma kami yang diincar. Berry berlindung di belakang PT Minselano dan melaporkan kami warga kecil yang mencari nafkah hidup di lahan kami, atas nama PETI, ke Kepolisian. Kalau mau jujur, tunjukan kepada kami tambang mana yang legal di Ratatotok? Semua dalam status yang sama, ilegal dari dulu termasuk Berry sendiri,” kata Fence Pantou, via sambungan telpon seluler, Rabu 25/2/2025) siang.

 

Dengan kehadiran aparat yang tampak gagah berani menutup tambang keluarga ahli waris Lole Pantou, Berry pantas diduga membayar mahal polisi-polisi kurang kerjaan itu yang mem-police line lahan warga.

Apalagi menurut penuturan keluarga yang disampaikan Fence Pantou, bahwa dalam suatu kesempatan Berry pernah mengajak kerja sama, sama-sama mengolah PETI di lokasi itu. Namun karena presentasi ukuran bak rendaman yang terlalu besar, keluarga berpikir akan memakan biaya yang juga terlalu besar. Sehingga diputuskan untuk batal bekerjasama dengan Berry.

Berry yang disebut mulai krisis material, kemudian membangun bak berdekatan dengan lokasi warga. Hingga suatu saat dia berinisiatif memanggil aparat desa untuk berpura-pura mengukur ulang. Momentum inilah yang dipakai Berry untuk menyerobot lahan warga, hingga berujung laporan polisi.

Baca Juga:  Richard Sualang Teruskan Pesan Menyentuh Puan Maharani kepada Kader PDI-Perjuangan Kota Manado

Tindakan kriminalisasi yang digalang Berry ini menurut sejumlah pelaku tambang jelas menentang semangat Presiden Prabowo Subianto, yang lebih mengedepankan hak-hak rakyat dan nyaris tidak membuka ruang eksploitasi yang dilakukan oleh kaum asing.“Ini sangat merugikan kami. Kami tidak mencari kekayaan di lahan ini. Yang kami kerjakan ini hanya untuk menyambung hidup, menyekolahkan anak, mengatasi beban keluarga.

 

Bagaimana mungkin, kami ditindak, sementara saat bersamaan Berry dibiarkan beraktivitas di lokasi PETI menggandeng dana asing. itu suda pandang enteng Presiden Prabowo Ditamba semua yang mengeksplotasi di Ratahan tidak berizin tapi tidak ditindak. Di mana keadilan itu,” terang Fence Pantou.

 

Keluarga meminta atensi Presiden Prabowo dan Gubernur Sulut Yulius Selvanus untuk mengaktifkan kembali kegiatan mereka.

“Pertambangan di daerah Ratatotok sudah berlangsung puluhan tahun sekalipun itu PETI. Bahkan satu dekade terakhir pertambangan di sana sudah melibatkan cukong asing yang tidak pernah ditindak aparat penegak hukum. Satu hamparan di Ratatotok itu ilegal. Tidak ada yang legal. Tapi kenapa hanya lahan kami atau aktivitas kami yang ditutup? Lalu apa istimewanya PETI yang lain dibuka atau dibiarkan? Kami di sini cari makan, bukan kasih makan cukong asing,” pungkas Fence Pantou.

 

(RT)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PG99

PG99

PG99

PG99