MANADO, MANADONEWS.CO.ID — Pada saat ikut Demo di Kantor DPRD Sulut, sejumlah pimpinan organisasi masyarakat (Ormas) membantah isu liar yang menyebar di sosial media bahwa ada motif cuan di belakang kehadiran Ormas dalam momentum unjuk rasa beberapa hari lalu. Dalam sesi konferensi pers di rumah kopi K8, Kamis (04/09/2025).
Ketua Tim Manguni 86 Jody Cross Ante mengatakan, kehadiran Ormas murni karena panggilan nurani.
“Ini panggilan nurani. Kami tidak dibayar. Ormas hanya ingin memastikan bahwa semua aspirasi rakyat yang disampaikan adik- adik mahasiswa dapat disalurkan dengan santun dan diterima baik di gedung DPRD Sulut,” jelas Jody.
Jody juga mengatakan, gerakan ormas di saat itu juga bagian dari partisipasi elemen masyarakat untuk menjaga suasana kondusif.
Hal yang sama disampaikan personil LBH Manguni Indonesia, Nancy Parengkuan.
“Anggota kami hadir juga untuk menjaga suasana kondusif dan kenyamanan. Unjuk rasa itu kan hak rakyat. Rakyat yang bersuara di gedung wakil rakyat. Dan Ormas juga terpanggil untuk menjaga situasi. Jangan sampai insiden di Jakarta dan Makassar kemudian terjadi juga di Manado. Kami tidak ingin seperti ini,” ujar Nancy.
Dari Ormas Adat Waraney TTL,
Ketua Harian Andreas Thomas Wolopa
Tonaas Wangko Audy Jimmy Malonda menegaskan, personil masyarakat adat, bukan melawan para peserta demo.
“Kami melawan anarkis taktik revolusioner(dalam arti negative), kami melawan tindakan-tindakan yang bisa memicu situasi yang tidak kondusif di daerah kami. Kami, menjalankan panggilan hati untuk menjaga stabilitas daerah yang kami tinggali, Manado, Sulawesi Utara,” jelas Malonda.
“Kami Ormas tidak saling berkoordinasi MURNI karena keterpanggilan hati utk menjaga tanah toar lumimuut,” pungkas Malonda
(RT)
