Manado – Tantangan pembinaan jajaran pengawas pemilu salah-satu disebabkan loyalitas ganda yang masih dipraktikan oleh sebagian penyelenggara pemilu di daerah.
Di satu sisi loyal kepada Bawaslu RI namun di sisi lain loyal juga kepada organisasi yang dianggap berjasa membawanya menjadi penyelenggara pemilu.
Hal itu dikatakan dosen dan peneliti isu-isu kepemiluan Ferry Daud Liando saat menjadi narasumber dengan judul Urgensi dan Tantangan Pembinaan bagi Jajaran Pengawas Pemilu yang digelar Bawaslu RI di Hotel Sintesa Peninsula, Selasa, 27 Desember 2022.
Menurut Liando, kader ormas menjadi penyelenggara pemilu sangat menguntungkan dari sisi kelembagaan Bawaslu.
Proses kaderisasi dan pengalaman kepemimpinan yang terbentuk saat menjadi anggota ormas tentu memperkuat kapasitas pengawasan.
“Tidak sulit bagi kader ormas beradaptasi dengan lingkungan kerja jika terpilih jadi penyelnggara. Ia akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,” jelas Ferry Liando.
Namun demikian, loyalitas terhadap ormas harus disudahi manakalah loyalitasnya terhadap Bawaslu dituntut.
Tidak ada satu pilihan yang tidak melahirkan risiko. Risiko ketika menjadi penyelenggara adalah membebaskan diri dari tekanan atau perintah ormas.
“Sebab terdapat kader-kader ormas lain terdaftar sebagai peserta pemilu. Dan tugas Bawaslu adalah memperlakukan semua peserta itu sama, adil dan setara,” terang Ferry Liando.
Kegiatan dibuka oleh anggota Bawaslu RI Dr Herwyn Malonda, dihadiri Kordiv SDMO Bawaslu provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia.
(***/JerryPalohoon)












