Manadonews.co.id – Penyitaan uang rekening Sinode GMIM oleh Polda Sulut dalam rangka penyidikan kasus dugaan penyelewengan dana hibah membawa sengsara bagi para pendeta emeritus GMIM.
Johan Manampiring, salah satu pendeta emeritus menuliskan kegelisahannya di media sosial.
Ia menyebut ratusan pendeta emeritus GMIM setelah puluhan tahun lamanya mengabdi, di usia uzur menikmati uang pensiun untuk menyambung hidup keluarganya.
“Tapi saat ini keluarga mereka akan mati pelan-pelan, kerja lain sudah tidak mungkin faktor usia, pendapatan hanya
dari pensiun,” jelas Pendeta Johan Manampiring, mengizinkan wartawan mengutip pernyataannya.
Ia menambahkan, penyitaan uang persembahan oleh Polda Sulut membuat mereka musti menjalani penderitaan lahir batin.
Biasanya, kata dia, tiap tanggal 5 bulan berjalan mereka berkumpul, beribadah bersama, kemudian pulang membawa uang pensiun.
“Tapi kini pertemuan tidak diadakan, karena tidak ada uang pensiun mau dibayarkan, oo nasib di usia uzur,” katanya.
Diketahui, Johan Manampiring merupakan salah satu pendeta senior GMIM yang disegani. Ia memiliki
pengetahuan teologi yang mumpuni dan dikaruniai kemampuan mengajar.
Ia pun aktif dalam bermandat budaya, salah satunya dengan menjabat Ketua Badan Musyawarah Antar Agama (BAMAG) Sulut.
Polda Sulut melakukan pemblokiran rekening Sinode yang parkir di Bank Sulutgo.
Ratusan pendeta kemudian mengajukan pra peradilan di Pengadilan Negeri (PN) memprotes pemblokiran tersebut.
Tak lama kemudian, Polda membuka kembali rekening tersebut, namun uangnya disita dan dipindahkan ke bank lain.
Jumlah uang yang disita sebesar Rp 3,4 Miliar. (**/Jerry)