
MANADO, MANADONEWS – Ketua Panitia Perayaan Cap Go Me tahun 2017 ini, Andrei Angouw, sebagai bagian dari pariwisata Sulut dan telah menjadi agenda Pemerintah maka perayaan Cap Go Meh tetap akan dilaksanakan.
Dikatakan Angouw, kendati tidak semua Klenteng yang ada di Manado akan turut ambil bagian, namun tetap akan dirayakan dan beberapa klenteng sudah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam perayaan tersebut.
“Ada kurang lebih empat Klenteng akan berpartisipasi dalam perayaan Cap Go Meh ini. Tapi yang paling penting disini bukan soal kemeriahan acara ini nantinya, namun bagaimana kita menunjukkan kepada pihak luar soal keberagaman di Sulut, itulah makna besarnya.” tandas Angouw.
Diketahui, Cap Go Meh (Hokkien: 十五暝) melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.
Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara juga dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut, suatu adat yang berasal dari Penang, Malaysia.
Sementara perayaan Cap Go Meh di Manado diadakan rutin setahun sekali pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Pada Cap Go Meh, jalanan di sekitar daerah Kampung Cina (Pecinan) Manado akan ditutup. Akan diadakan arak-arakan Kio yang dinaiki oleh Tangsin (Wadah Roh Suci). Prosesi arak-arakan biasanya berlangsung hingga larut malam sampai waktu kunci sembahyang. Setiap Klenteng akan mengarakan Dewa atau Dewi tertentu berdasarkan Klenteng masing-masing.
Fransiscus