BITUNG,MANADONEWS – Acara puncak dari Festival Hutan Cagar Alam Tangkoko dan Batuangus akhirnya berjalan dengan lancar yang di tandai diresmikannya tugu dari tokoh lingkungan hidup Dunia Alfred Russel Walace dan penandatanganan prasasti dari tugu tersebut di kawasan wisata alam Batuputih, (22/02/2019).
Adapun sosok Wallace Alfred Russel Walace yang lahir di Lianbadoc, Inggris, 08 Januari 1823 adalah seorang peneliti yang awalnya tertarik dengan serangga menggambar dan membuat peta.
Wallace telah berkeliling dunia untuk mengumpulkan serangga. Lebih dari 125.000 spesimen jenis kumbang telah dikumpulkannya. Tanggal 10 juni 1859 melakukan perjalanan panjang mengelilingi Manado dan sekitarnya.
Pada tahun 1961 Wallace tiba di Kawasan Hutan Tangkoko untuk melakukan penelitian. Tahun 1968 menyelesaikan laporan studi dan membuat buku yang berjudul “Malay Archypelago”. Wallace kembali ke Inggris dan meninggal Broadstone pada 7 November 1913.
Walikota Lomban dalam sambutannya antara lain bahwa pada100 tahun lalu, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Tangkoko sebagai salah satu cagar alam yang dilindungi di Indonesia, dimana saat ini pemerintah Kota Bitung Kini 100 menggelar peringatan acara 100 tahun berdirinya Cagar Alam Tangkoko.
Lomban menjelaskan, pria berkebangsaan Inggris ini (Alfred Wallace,red) berjalan di hutan ini, lebih dari 150 tahun yang lalu ketika belum ada jalanan, hanya hutan. Dia adalah ilmuwan dan ahli biologi yang hebat” Tokoh dunia adalah seorang adalah pria yang berkomitmen dengan keanekaragaman hayati.”ungkap Lomban.
Dia menjelaskan, Wallace juga selain tokoh lingkungan, juga mengeluarkan yang namanya Wallace Line dan Wallace Area. Wallace Line membagi Indonesia jadi 2 wilayah besar, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan ke Benua Asia, serta Sulawesi ke Timur ke Benua Australia.
Dia menambahkan, Patung Wallace ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Cagar Alam Tangkoko. Patung ini bahkan diberikan chip yang bisa di-scan wisatawan agar memperoleh informasi soal Wallace dan juga Cagar Alam Tangkoko.
“Teori Wallace yang terkenal itu adalah “Wallace Line” yakni garis yang ditarik antara Bali dan Lombok serta Kalimantan dan Sulawesi.”ungkapnya.
Menurutnya, Pemisahan Nusantara bagian Barat dan bagian Timur ini memperlihatkan persebaran mahluk hidup dan pengelompokan satwa yang sejenis dan identik. Perbedaan tersebut memperlihatkan perbedaan yang besar antara Barat dan Timur.
“Jika di ijinkan oleh pemerintah maka diTangkoko juga akan dibangun patung Cordes yang adalah pemerhati Lingkungan hidup.”ujar Lomban.
Lomban berharap agar hutan cagar alam Tangkoko dan Batuangus ini bisa menjadi destinasi wisata dari Wisatawan baik lokal maupun dari seluruh penjuru Dunia, dan memberikan nilai ekonomis bagi penduduk sekitar dan PAD bagi Pemerintah kota Bitung.
Selain para pejabat Pemkot Kota Bitung dan Provinsi Sulut serta unsur Forkopimda Kota Bitung serta ketua TP PKK Kota Bitung Dra Khouni Lomban Rawung, sekreraris Kota Bitung Audy Pangemanan serta para kepala SKPD kota Bitung, turut hadir pada kegiatan tersebut antara lain Direktur
British Council Indonesia, Paul Smith,Dirjen Kehutanan dan Lingkungan hidup Ir Wiratno MSc serta para kepala badan dan taman wisata.
(Ebyx)