KALASEY, MANADONEWS – Anggota DPR RI Komisi X Vanda Sarundajang (VaSung) menghadiri sekaligus menjadi pamateri pada kegiatan Sadar Wisata di destinasi pariwisata pantai Kalasey Indah, Sabtu (30/3) pagi tadi.
Kegiatan yang digagas Kementerian Pariwisata RI dalam rangka mensukseskan Pesona Indonesia 2019 ini turut dihadiri sekaligus juga membawakan materi, Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pariwisata Wisnubawa Taruna Jaya serta stakeholder pariwisata.
Dalam presentasinya, VaSung menuturkan pariwisata menjadi salah satu bidang prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selanjutnya, VaSung memaparkan tentang konsep 3A (attraction, accessibility dan amenity) yang menurutnya bukanlah konsep baru tapi dalam beberapa waktu terakhir agak sedikit diabaikan terutama di daerah-daerah.
Ia mengatakan pentingnya untuk menyosialisasikan kembali konsep tersebut karena kini banyak pelaku pariwisata di daerah yang belum memahami benar konsep tersebut. Akibatnya, kata dia, banyak destinasi yang berkembang dan dipasarkan justru belum terlampau siap untuk menerima kunjungan wisatawan dalam jumlah massal.
“Konsep itu sendiri seharusnya sudah diterapkan sebelum sebuah destinasi diperkenalkan dan dijual kepada wisatawan,” katanya.
Lanjutnya, suatu destinasi idealnya terlebih dahulu harus dikaji dari sisi aspek utama yakni attraction, accessibility, dan amenity serta beberapa ada yang menambahkan dengan aspek ancilliary. Attraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi yang berkaitan dengan “what to see” dan “what to do.”
“Apa yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Atraksi bisa berupa keindahan dan keunikan alam, budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan, harus unik dan berbeda,” tukasnya.
Sementara accessibility atau aksesibilitas, katanya lagi, adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi seperti jalan raya, ketersediaan sarana transportasi, dan rambu-rambu penunjuk jalan. Sedangkan amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi. Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap serta restoran atau warung untuk makan dan minum. Kebutuhan lain yang mungkin juga diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti toilet umum, rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga tersedia di sebuah destinasi.
“Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di daerah utama destinasi. Destinasi alam dan peninggalan bersejarah sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran, dan rest area,” tuturnya.
Imbuhnya, aspek yang juga perlu untuk ditambahkan yakni ancilliary yang berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut. Faktor itu menjadi penting karena walaupun destinasi sudah mempunyai atraksi, aksesibilitas dan amenitas yang baik, tapi jika tidak ada yang mengatur dan mengurus hingga melestarikan maka keberlanjutan suatu destinasi bisa terancam.
“Konsep ini sudah seharusnya menjadi pertimbangan bagi pengusaha industri pariwisata untuk mengembangkan suatu destinasi dengan potensi pariwisata yang tinggi,” katanya
Ia mengajak seluruh pihak yang berkepentingan menjadikan destinasi pariwsata Sulut sebagai yang terdepan sesudah Bali.
Pada kesempatan itu dilakukan penyerahan tempat sampah sebagai bagian dari upaya menjaga kebersihan di lokasi pariwisata
Sementara usai kegiatan, kepada Manadonews, Vanda menuturkan sejumlah program pemerintahan Jokowi yang memberi perhatian serius bagi pertumbuhan dan kemajuan pariwisata tanah air.
Menyangkut dunia pariwisata di Sulawesi Utara, katanya, terus menggeliat. Hal itu ditopang dengan berjalannya sinergitas antara Pemerintah daerah dengan pusat melalui kementerian terkait serta dengan dunia usaha, pegiat pariwisata serta stakeholder.

Khusus di Sulut, katanya, di era Gubernur Olly Dondokambey, dimensi pariwisata daerah bahkan mengalami kemajuan signifikan yang ditandai dengan dibukanya jalur penerbangan langsung dari sejumlah kota di negeri Tirai Bambu(Cina) ke Manado.
“Sebagai wakil rakyat Sulut yang duduk di Komisi X yang antara lain membidangi Pariwisata, sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk membawa prospek pariwisata daerah ke tingkat pusat melalui usulan – usulan dan masukan terkait kemajuan pariwisata di Sulut, dalam hal ini, yang bersentuhan dengan peningkatan infrastruktur penunjang, pengembangan SDM dan tentu saja gencar mengkampanyekan destinasi wisata melalui ragam kegiatan, baik sosialisasi maupun promosi hingga ke lingkungan sekolah,” papar personil Fraksi PDI Perjuangan itu.
VaSung mengatakan Sulut memiliki sejumlah destinasi pariwisata yang amazing dan itu patut disyukuri oleh seluruh komponen Nyiur Melambai (Sulut, red).
“Ada wisata pantai termasuk di kawasan Kalasey ini, wisata bawah laut, wisata alam, wisata religius, juga wisata budaya. Semua ada di sini (Sulut). Saya selalu memberi perhatian ekstra untuk pengembangannya. Karena selain duduk di Komisi X yang membidangi pariwisata, menjadi tanggung jawab moril bagi saya sebagai orang daerah,” ungkapnya.
Ia berharap seluruh komponen daerah mau terlibat aktif bersama dengan pemerintah, memajukan dunia pariwisata.
“Kita harus bersepakat untuk terus mengkampanyekan destinasi pariwisata yang punya spot – spot sangat indah, karena kemajuannya akan berdampak bagi perekonomian daerah dan masyarakat. Mari kita dukung program – program pemerintah pusat dan daerah,” pungkasnya.
Fian