Jakarta, Manadonews.co.id – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, menghadiri secara daring/virtual seminar nasional dengan tema “Pancasila dan Kesatuan Bangsa”, yang digelar oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Jayapura, bekerjasama dengan IAIN Banten, Rabu (24/6/2020).
Seminar nasional diikuti sekitar 100 peserta.
Dalam seminar itu, Yudian menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat beragam, dari kebudayaan, sosial, entnis dan lainnya. Keragaman ini merupakan anugerah dari Tuhan yang harus dijaga bersama.
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu juga menghimbau keragaman yang harus dihargai adalah keragaman beragama yang ada di Indonesia. Dia berharap, toleransi dari masing-masing pemeluk agama harus betul-betul dijaga, dan jangan ada lagi yang membenturkan aspek agama dengan kelompok lain.
“Bahwa masing-masing pemeluk agama menyelenggarakan sesuai ajarannya masing-masing atau toleransi, sehingga jangan dibenturkan dengan kelompok lain,” ujarnya melalui aplikasi zoom.
Lebih lanjut, Yudian mengatakan, “agama tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya unsur kemanusiaan yang di dalamnya ada kebudayaan. Berlandaskan pada pengetahuan”.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, menjelaskan proses habituasi Pancasila sangat penting dalam segala aspek kehidupan.
“Habituasi Pancasila dalam semua aspek kehidupan sangat penting dalam semua aspek kehidupan baik itu ekonomi, sosial, dan budaya, serta lainnya. Ini untuk merawat kemajemukan bangsa,” tutur Benny Susetyo
Rohaniwan yang akrab disapa Romo Benny itu juga mengatakan, habituasi Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang ekonomi.
“Ekonomi modern dan tradisonal merupakan modal kekayaan yang luar biasa bagi bangsa,” ungkap Romo Benny.
Selain itu, Romo Benny menjelaskan bahwa, “modal sosial di Indonesia luar biasa, karena walaupun masyarakat dari berbagai lapisan tapi mereka mempunyai sudut pandang bahwa gotong royong adalah yang utama. Modal budaya juga sangat kaya karena memilki unsur kesatuan, karena memiliki cita rasa yang sama. Dari sinilah Bung Karno menggali nilai-nilai Pancasila”.
Menurut Romo Benny, Pancasila alat pemersatu bangsa, orang Indonesia punya ikatan kebersamaan dan visi yang sama dari serta menjadi gugus insting berpikir, bernalar, bertindak, dan berelasi. Dari lahir darah daging Pancasila sudah menjadi habitus bangsa.
“Ruang publik harus diisi oleh nilai Pancasila, di sini BPIP berperan untuk mengaktualiuasi Pancasila dalam berpikir, bernalar, bertindak, dan berelasi,” pungkas Romo Benny.
(YerryPalohoon)