Tombulu, Manadonews.co.id – Spiritualitas adalah sesuatu keyakinan yang memiliki unsur kebenaran.
Demikian awal khotbah Pdt. Welly Pudihang, S.Th, ketika memimpin ibadah Minggu (15/11/2020) pagi, di jemaat GMIM Alfa Omega Rumengkor.
Pembacaan Alkitab, Roma 15: 1-13, dengan judul “Orang yang lemah dan orang yang kuat”.
“Gereja kita punyak banyak tokoh spiritualitas di antaranya ketua Sinode pertama dan mantan ketua Pdt Roeroe, juga lainnya,” terang Pendeta Welly Pudihang.
Pembacaan Alkitab memberi banyak pelajaran bagi manusia, seperti ayat 1, diajarkan agar tidak mencari kesenangan sendiri.
“Penatalayanan gereja sudah membangun sistem pelayanan yang kuat membantu yang lemah. Bangun kemitraan dengan jemaat mitra untuk mengatasi ketimpangan, yang kuat wajib bantu yang lemah,” jelas Pendeta Pudihang.
Gereja diperintahkan wajib menanggung kelemahan orang lain yang disebut Paulus pekerjaan mulia. Hidup dan mati orang percaya ada di tangan Tuhan.
“Dalam persekutuan sejati orang-orang mengalami kerukunan dan kebersamaan dalam masa kritis, ketika keadaan titik iman lemah, kita membutuhkan orang lain yang menjadi kekuatan gereja dari waktu ke waktu,” tandas dia.
Pendeta Welly Pudihang menjelaskan maksud satu hati satu suara dalam ayat 6 pembacaan adalah proyeksi iman umat percaya untuk menghadapi tantangan deras di masa itu.
Tetap kuat menghadapi intimidasi ketika orang-orang Kristen dikejar dan ditangkap, bahkan dibunuh, karena dianggap musuh di masa lampau.
“Mereka bertaruh nyawa, darah orang martir jadi benih gereja. Di masa lampau orang Kristen dianggap musuh yang harus dimusnahkan,” ujar Pendeta Pudihang.
Tantangan sudah dilewati, sampai hari ini GMIM terus memberitakan Injil. Keyakinan dan militansi terhadap Kristus tidak berubah.
Kekuatan dan kualitas iman para pendahulu jadi bukti kesetiaan mereka hingga akhir.
“Persekutuan adalah kasih karunia saling menghidupkan. Kebencian dan dendam akan menghancurkan persekutuan. Kerukunan bakal menjauh,” tukas Pendeta Welly Pudihang.
Kitab suci mengajarkan umat Tuhan tetap teguh dalam pengharapan. Teladani perbuatan Yesus Kristus menolong sesama dan mempraktikkan belas kasihan.
“Di masa pandemi Covid-19 jangan merubuhkan kebersamaan, memotong cinta kasih, sebaliknya munculkan naluri untuk saling membantu dalam kebersamaan,” pungkas Pendeta Welly Pudihang.
Ibadah tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Jemaat wajib cuci tangan pakai sabun sebelum masuk gedung gereja, uji suhu tubuh, pakai masker dan duduk jaga jarak.
Hadir, Pdt. Veronica Sendow, S.Teol, Pdt. Hana Ireine Tamunu, S.Th, wakil ketua BPMJ Pnt. Yopy Warbung, sekretaris Pnt. Drs. Dolvie Palit, bendahara Sym. Dra. Meiske Pangemanan, guru agama (GA) Fenny Mamuaja, SPAK, orientator Eunike Sumenge, S.Th, Pelsus dan jemaat Kolom 1 hingga 14.
(JerryPalohoon)