Manado, MANADONEWS –
Sinergitas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) dan Bank Indonesia melorkan North Sulawesi Investment Forum (NSIF) 2021.
Acara ini berlangsung di Hotel Four Point Manado, Rabu (6/10) dan dihadiri Gunernur Sulut Olly Dondokambey.
NSIF 2021 nantinya akan membantu Regional Investor Relation Unit (RIRU) bentukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan BI Perwakilan Sulut.
RIRU sendiri dibentuk guna mendorong investasi melalui penguatan pemerintah dan swasta.
Sementara NSIF 2021 bertujuan membantu permasalahan investor terkait investasi. Meningkatkan pemahaman dan persamaan persepsi terhadap kebijakan investasi terkait, serta meinngkatkan ivestasi dalam rangka percepatan penanaman modal di Sulut.
NSIF 2021 berskema pemaparan materi, diskusi panel, coaching clinic. Total peserta yang hadir berjumlah 150 orang.
Mereka terdiri dari investor penanaman modal asing (5 peserta), pelaku penanaman modal dalam negeri (78 peserta), UMKM (21 peserra), serta unsur organiasi, persngkat daerah Pemprov dan kepala dinas penanaman modal se-Sulut.
Adapun materi yang disampaikan tentang peningkatan realisasi investasi dan kemudahan perusahaan guna mendorong perekonomian daerah.
Kedua, Fasilitasi pelaku usaha agar meningkatkan investasi yang berkualitas. Ketiga, kondisi terkini makro investasi Sulut.
Keempat, percepatan penyelesaian kendala perizinan, kelima, peningkatan akses dan kemudahan usaha untuk UMKM dan koperasi sektor pariwisata dan sektor pertambangan.
Keenam, kebijakan pemerintah daerah dalam rangka penanaman modal dan potensi investasi dan ketujuh, strategi peningkatan investasi dalam RPJMD Sulut 2021-2026.
Gubernur Olly Dondokambey pada kesempatan itu mengatakan, investasi di Sulut harus tetap berjalan meski di tengah pandemi.
“Kita tidak boleh mundur. Kita harus maju agar investasi di Sulut bisa berjalan dengan baik,” kata gubernur.
Gubernur juga mengapresiasi Bank Indonesia Perwakilan Sulut yang sudah bersama-sama pemprov menginisiasi North Sulawesi Investmen Forum (NSIF) 2021.
“Terima kasih sudah menginisiasi. Saya percaya, jika kita melakukan ini secara terus menerus pasti pemerintah pusat akan memperhatikan dengan memberi ruangan – ruangan bagi Sulut. Karena tujuan investasi kita untuk meningkatkan ekonomi Sulut,” ungkapnya.
Di sisi lain, gubernur mengingatkan instansi terkait untuk kerja lebih keras lagi.
“Investasi ini akan lebih cepat kalau perizinan kita menjemput bola. Jangan menunggu. Kita yang harus mencari investor yang mau berinvetasi di Sulut,” tuturnya.
“Jadi, tidak ada istilah berkas menumpuk di meja, sambung gubernur sembari menyentil Visi-misi Sulut Maju dan Sejahtera sebagai pintu gerbang Indonesia Asia-Pasifik.
Menurut gubernur, pihaknya telah melakukan upaya nyata dalam mendukung kelangsungan usaha, meningkatkan daya saing produk lokal, mendorong kerja sama antar unit ekonomi yang berbeda, termasuk investasi domestik dan asing.
“Meskipun demikian, Sulut berada pada persaingan yang ketat. Oleh sebab itu perlu dibangun iklim investasi yang kondusif bagj kelangsungan investasi di Sulut. Tentunya kita bersyukur, karena proses investasi lebih pendek. Strukutur investasi langsung ditandatangani Kementrian Investasi/BKPM.
Penyelesaian persoalan investasi lebih sempit,” ujarnya.
“Kita memanfaatkan hal-hal perubahan yang mendasar. Pemerintah mau hadir di tengah-tengah kita. APBD Sulut tidak memungkinkan menopang penuh pembangunan. Karenannya investasi sangat penting bagi kita. Semoga forum ini bisa berdampak bagi investasi di Sulut,” tandasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi Penanaman Modal Kementrian Investasi/BKPM Imam Soejoedi, SE, MM, Sekprov Sulut Edwin Silangen, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat, Kepala OJK Sulut, serta pejabat sejumlah pejabat eselon dua Pemprov Sulut.
(Youngky)