MINAHASA, MANADONEWS.CO.ID — BKKBN Provinsi Sulut, bersama mitra kerja Komisi IX DPR-RI, melaksanakan Sosialisasi dan Promosi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) program percepatan penurunan stunting tahun ini di beberapa lokasi yang tersebar di wilayah khusus Provinsi Sulawesi Utara.
Berdasarkan Keputusan DPR RI Nomor: 3/DPR RI/IV/2014-2015 tentang Penetapan Kembali Mitra Kerja Komisi-Komisi DPR RI, mitra kerja Komisi IX antara lain Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kegiatan kemitraan BKKBN dan Komisi IX DPR-RI yang berlangsung Rabu, (31/01/2024) bertempat di Desa Winangun Atas Kec. Pineleng.
Anggota DPR-RI Ibu Felly Estelita Runtuwene, SE, dalam mensosialisasikan Promosi KIE program percepatan penurunan stunting, Pemprov Sulawesi Utara selalu mengingatkan bagaimana pentingnya memperhatikan kesehatan masyarakat, apalagi anak-anak. Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna meminimalisir terjadinya stunting pada anak.
“Jangan sampai anak-anak kehilangan masa depan karena infeksi gizi,” ujar Felly, seraya menambahkan bahwa persoalan gizi buruk pada balita tidak hanya terkait masyarakat miskin tetapi juga bisa terjadi pada orang berada (kaya).
” Banyak perempuan yang akan menikah sampai harus melakukan diet sehingga mempengaruhi kondisi gizi tubuh. Bila terjadi kehamilan, kondisi ini ikut mempengaruhi gizi janin dalam kandungan. Ini problem kita sekaligus tanda awas bagi kita,” ungkap Mantan Anggota DPRD Sulut dua Periode itu.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada 1000 HPK. Artinya, mulai dari dalam rahim 9 bulan 10 hari dan ditambah 2 tahun, setelah dilahirkan, di mana masa itu anak-anak sangat membutuhkan perhatian atas gizi dan kesehatan.
Namun, sebelum itu calon ibu dan calon ayah sebaiknya memeriksakan diri ke dokter, ketika sudah mempunyai keinginan untuk mempunyai anak. Ini untuk mengetahui apakah kedua orang tua ada infeksi atau tidak. “Infeksi akan mempengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan,” ujar Bunda Felly.
Lebih lanjut, Ibu Felly mengutarakan bahwa postur anak stunting pada umumnya lebih pendek pada usia normalnya, pertumbuhan tulang tertunda, terjadi gangguan kecerdasan.
Untuk mengetahui kondisi tersebut, anak baduta – balita diwajibkan dibawa ke posyandu. Bila terdapat anak berisiko stunting akan cepat terdeteksi dan cepat mendapat penanganan.
Maka dari itu para orang tua harus menginvestasikan perhatian kepada anak agar dapat diketahui tumbuh kembang anaknya,” urainya.Ditambahkan pula, ada 19 kementerian/lembaga yang terlibat dalam upaya pemerintah menekan angka stunting di Indonesia. Percepatan penurunan stunting adalah program pemerintah yang diketuai Wakil Presiden dan ketua pelaksananya adalah Kepala BKKBN.
Bagi ibu hamil harus memperhatikan porsi makan, keseimbangan gizi agar janin yang ada di dalam kandungan mendapat asupan Gizi yang baik,” terang Felly.
“Masalah gizi buruk pada anak adalah hal mendasar yang harus kita cegah bersama. Karena mereka adalah penerus bangsa ke depan,” Tutup Ibu Felly.
Usai Kegaitan Sosialisasi, ada Dorprice yang berikan Ibu Felly untuk masyarakat yang hadir.
Hukum Tua Winangun Atas Theo Alfan Herwanto, mengatakan, Atas nama Pemerintah dan maayarakat Desa Winangun Atas saya ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Felly berserta Tim dan juga kepada BKKBN Provinsi Sulut, yang telah melakukan Sosialisasi di Desa Winangun Atas ini, “ungkap Herwanto.
Turut Hadir, Anggota DPRD Sulut, Braien Waworuntu, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut, Hukumtua Winangun Atas dan Warga Masyarakat Winangun Atas.
(ROCKY)