Manado, manadonews.co.id – Musim politik di Sulut terlebih kota Manado kian memanas, media sosial marak informasi palsu dan pencemaran nama dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Terkait hal ini, masyarakat selalu dihimbau berhati-hati dalam ber-media sosial dan menghindari grup-grup liar di Facebook yang sarat propaganda untuk menjatuhkan para kandidat kepala daerah.
Pegiat IT sekaligus Ketua Relawan TIK Yaulie Rindengan akhirnya angkat bicara terkait hal ini.
“Lebih baik hindari bergabung di grup-grup Facebook yang membagikan informasi palsu atau menggiring opini. Dampaknya cukup berbahaya karena penyebaran medsos yang cepat dan menjangkau audiens yang luas.” terang Yaulie yang juga berprofesi sebagai dosen IT.
Hal ini membuat Yaulie prihatin dengan konsekuensi hukum yang akan dihadapi oleh masyarakat.
“Coba ada yang terpancing lalu berkomentar negatif, tiba-tiba dijerat dengan UU ITE. Orang yang posting tapi yang berkomentar kena imbasnya.” tuturnya kepada media ini saat berjumpa di rumah kopi.
Saat ini memang banyak konten politik media sosial berseliweran diberanda kita. Untuk itu masyarakat dihimbau apabila melihat konten negatif segera blokir atau laporkan agar tidak termakan dengan informasi negatif.
“Setiap platform media sosial memiliki tombol blokir atau laporkan, tinggal pencet saja diproses atau tidak paling kurang kita sudah memberitahu kepada pemilik platform dan membantu untuk mengurangi konten negatif di medsos”, tambahnya lagi, ini membutuhkan peran serta masyarakat juga dalam memberantas informasi negatif atau misinformasi di medsos.
Berikut beberapa bahaya utama propaganda dan informasi negatif di medsos:
1. Penyebaran Misinformasi: Grup Facebook sering digunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak akurat atau palsu.
Misinformasi ini dapat mempengaruhi persepsi publik, terutama ketika anggota grup tidak melakukan verifikasi fakta.
2. Polarisasi Sosial: Propaganda yang menargetkan isu-isu sensitif seperti politik, agama, dan ras dapat memecah belah masyarakat.
Grup Facebook yang tertutup sering kali memperkuat bias dan pandangan ekstrem, membuat anggota lebih sulit menerima perspektif lain.
3. Manipulasi Opini Publik: Grup-grup tersebut dapat digunakan untuk memanipulasi opini masyarakat, terutama menjelang pemilu atau peristiwa politik penting lainnya.
Aktor yang tidak bertanggung jawab dapat memanfaatkan algoritma platform untuk mempromosikan narasi tertentu yang mendukung agenda mereka.
4. Radikalisasi: Beberapa grup di Facebook dapat mendorong ekstremisme, baik secara politik, agama, maupun ideologi.
Propaganda yang terus-menerus dapat memicu individu untuk terlibat dalam tindakan yang lebih ekstrem, termasuk kekerasan.
5. Penipuan dan Manipulasi Ekonomi: Selain isu politik dan sosial, grup Facebook juga dapat digunakan untuk menyebarkan skema penipuan atau investasi palsu, yang bertujuan mengeksploitasi anggota grup secara finansial.
6. Efek Psikologis: Terpapar propaganda yang penuh dengan ketakutan, kebencian, atau pesan yang memanipulasi emosi dapat berdampak negatif pada kesehatan mental individu, seperti meningkatkan kecemasan atau rasa ketidakamanan.
Menyadari adanya ancaman ini, penting untuk lebih kritis dalam mengonsumsi informasi dan selalu memverifikasi sumber informasi sebelum membaca, mengomentari atau bahkan membagikannya.
Sebagai tips mendapatkan Informasi yang valid dapat mengikuti fanpage perusahaan media yang ada di medsos. Atau, jika ingin mencari informasi di google bisa berpindah ke tab news. (Tim)