Bitung, Manadonews.co.id – Kondisi Pasar Rakyat di Kota Bitung saat ini memprihatinkan, berlokasi di Kelurahan Pateten Satu, Pasar Rakyat ini tidak berpenghuni atau tidak berfungsi lagi, padahal pasar ini di bangun dengan anggaran milyaran rupiah.
Menurut informasi, pasar tersebut merupakan bantuan kementerian perdagangan melalui dana DAK yang seharusnya sebelum dilaksanakan pembangunan di dahului dengan perencanaan yang matang.
Menurut salah satu ahli waris pemilik tanah Pasar Pateten, jika kelengkapan dokumen untuk mendapatkan bantuan dari kementrian perdagangan guna pembangunan pasar rakyat ini maka kadis perdagangan saat itu Benny Lontoh memfotokopi sertikat tanah mereka untuk dijadikan kelengkapan berkas tersebut.
Terkait hal tersebut, Benny Lontoh yang saat ini menjabat sebagai Asisten 3 Pemkot Bitung mengatakan jika mereka (Keluarga Awondatu) memiliki sertifikat seharusnya mereka yang memiliki pasar Pateten sejak lama.
“Kan sampai hari ini saja masalah lahan belum tuntas antara lain karena dokumen kepemilikan tanah tidak memenuhi syarat. Keluarga Awondatu hanya punya surat ukur dari kelurahan bukan sertifikat. Coba diminta sertifikat kalau mereka punya sertifikat kepemilikan lahan,” tantang Lontoh.
Bertahun-tahun bangunan Pasar Rakyat ini tidak difungsikan alias mubazir hal ini juga menandakan jika uang negara milyaran rupiah yang dihabiskan dalam pembangunan pasar tersebut tidak memberikan dampak untuk masyarakat Kota Bitung.
Pasar ini dibangun saat Benny Lontoh menjabat sebagai Kadis Perindag Kota Bitung. Saat dikonfirmasi ia mengakui jika pasar tersebut benar dibangun saat dirinya masih menjabat Kadis Perindag Kota Bitung.
Menurut Benny Lontoh, Pasar Rakyat dibangun untuk mengakomodir pedagang pasar yg berjualan di jalan raya yang membuat padat dan macet di depan Pasar Winenet. Pedagang setuju dan setelah terbangun mereka kemudian pindah ke pasar rakyat.
Tapi saat pembersihan dan pengosongan jalan, ada keluarga yang mengaku bahwa lahan jalan milik mereka. Ia menjelaskan terkait persoalan ini di tangan APH berlarut-larut dan pihak keluarga kemudian secara sepihak menyewakan lahan jalan itu untuk berjualan ke pedagang lain. Akhirnya pedagang yang tadinya sudah pindah ke Pasar Rakyat balik lagi berjualan di jalan depan Pasar Winenet.
Pembangunan pasar ini memang terkesan aneh sebab menurut salah satu warga Bitung seharusnya tidak perlu ada pembagunan Pasar Rakyat sebab lokasinya sangat dekat dengan Pasar Winenet sehingga akan kurang diminati mengigat Pasar Winenet lebih banyak dikunjungi warga dan kebanyakan pedagang membuka usahanya di Pasar Winenet.
“Menurut saya pembangunan Pasar Rakyat itu adalah tindakan pemborosan uang negara, sebab selain lokasinya berdekatan dengan Pasar Winenet para pedagang lebih nyaman berjualan di Pasar Winenet, kenapa tidak dilakukan penambahan pembangunan Pasar Winenet saja daripada membangun Pasar Rakyat yang akhirnya jadi mubazir,” kata Frangky, warga Bitung.
(VM)