MANADO, MANADONEWS – Gabungan LSM Adat dan ormas Sulawesi Utara (Sulut) stand by di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Kamis (25/10).
Kehadiran mereka untuk menyambut kedatangan Habib Muhammad bin Smith.
Begitu berjalan melewati pintu keluar, paman dari Habib Bahar bin Smith itu langsung disambut hangat pimpinan LSM Adat antara lain Ketua Umum MTI Donny Lasut serta sejumlah elemen lainnya.
Tampak juga melakukan penjemputan dari Koalisi Mapalus dengan Ketum Benteng Steven Kembuan, Ketum Garda Totozik Allan Parinusa, Ketum PM Jersylee Lumantouw, Ketua MANIS Sulut John Hes Sumual, Ketua Harian MW Charles Ingkiriwang dan Ketum PABN Rascal Malonda
Sambil senyum – senyum, Habib menyapa dan saling berpelukan sambil cipika cipiki.
“Saya juga Tonaas Minahasa, karena saya lahir di Tinoor tahun 1941,” katanya disambut pekikan I Jajat U Santi!
Selanjutnya Habib yang mendapat sambutan tari Kabasaran.
Sambil digandeng Ketum MTI Donny Lasut, Habib yang penuh karisma itu pun diajak foto bersama.
Sambil berjalan menuju mobil, Habib terus berbicara sekaligus bernostalgia. Ia menyebut sejumlah nama teman – temannya yang hingga saat ini masih saling bersilaturahmi.
“Manado ini terkenal damai,” katanya sebagai orang daerah.
Nuansa penuh kekeluargaan dan kehangatan sangat terasa. Canda tawa pun menghiasi pertemuan Habib dengan pimpinan dan jajaran LSM.
Turut melakukan penjemputan Kapolda Sulut Brigjen Bambang Waskito, Wakapolda Brigjen Johni Asadoma dan Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Joseph Robert Giri.
Dari Bandara Habib bersama pimpinan LSM menuju RM Pondok Hijau untuk makan siang bersama. Percakapan ‘romantis’ pun terus berlanjut.
Ketum MTI Donny Lasut mengatakan Sulut tetap menjadi rumah damai bagi siapa saja.
“Saat ini kami menyambut kedatangan Habib Muhammad bin Smith dengan penuh kekeluargaan. Ini bukti kalau Sulut cinta damai dan selamanya seperti itu,” katanya.
Kehangatan yang tercipta, menurut Lasut, menjadi bukti nyata bagi bangsa dan negara jika Sulut sangat menjunjung tinggi kedamaian, keharmonisan dan kenyamanan.
Ia pun menepis rumor yang berkembang jika Sulut intoleran.
“Sulut sangat toleran. Dan ini sudah dihidupi sejak lama,” tuturnya.
“Karena torang samua basudara, torang samua ciptaan Tuhan,” pungkasnya.
Fian