Ketua KNPI Bolmong, Abdusalam Bonde
BOLMONG,MANADONEWS,-.Adanya tragedi dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum Warga Negara Asing (WNA) yang merupakan salah satu pimpinan PT.Conch kepada Aswandi Paputungan warga Desa Inobonto Kecamatan Bolaang pada beberapa tanggal 25 Oktober lalu di wilayah pantai yang berada dilokasi PT.Conch, terus mendapat perhatian dan kecaman dari berbagai elemen masyarakat Bolmong.
Salah satunya datang dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Bolaang Mongondow Abdusalam Bonde.
Menurut Bonde, dirinya sangat mengecam kejadian penganiayaan kepada Aswandi yang juga sebagai penyandang disabilitas (Berkebutuhan khusus).
“Ini jangan dibiarkan. Apalagi dilakukan oknum warga asing ditanah totabuan kepada korban yang penyandang disabilitas,” ujar Bonde, Jumat (2/11).
Bonde meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan yang telah dilaporkan pihak keluarga korban ini.
“Harus diusut sampai tuntas tanpa pandang bulu,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, bahwa secara organisasi kepemudaan, pihaknya akan mengawal serta melakukan pengawasan atas kasus main hakim sendiri tersebut.
“Karena apapun alasannya, hal ini tidak dibenarkan secara hukum. Pelaku harus ditindak sehingga kejadian ini tidak terulang lagi,” tutup Bonde yang juga putra Doloduo Dumoga.
Dikatakan kakak korban, Rosita Mokoginta, bahwa peristiwa penganiayaan ini bermula saat adiknya (korban) sedang memancing ikan.
“Saat itu adik saya sedang memancing ikan, kemudian tiba-tiba kata adik saya, datang seorang WNA yang bernama Mr Lee menarik kepalanya kemudian dibanting, lalu dipukul dengan pipa besi ditubuhnya,” ujar Rosita saat ditemui di RSUD Datoe Binangkang pada Rabu 31 Oktober 2018.
Lanjut Rosita, dirinya baru mengetahui kejadian tersebut selang tiga hari lalu. Mendapat kabar tersebut, pihak keluarga korban geram dan tak terima perbuatan itu.
“Kami tidak terima dan sangat keberatan dengan peristiwa ini. Kami juga sudah melapor ke Polres dan mohon keadilan. Kasihan adik kami sudah cacat dipukul lagi,” tuturnya.
Lanjutnya, bahwa untuk membujuk korban, usai dipukul adiknya kemudian dikasih uang tunai.
“Jadi, adik saya ditanya apakah benar hanya memancing ikan, bukan mencuri di conch. Selanjutnya adik saya diberikan uang Rp 200 ribu secara bertahap katanya untuk beli ikan hasil pancingannya, lalu pergi” jelasnya lagi.
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke humas PT Conch, Farid Zuma menuturkan bahwa saat kejadian, dirinya berada di kota Manado.
“Saya berada di Manado saat kejadian. Namun, yang saya ketahui saat ini korban sedang dirawat di rumah sakit Datoe Binangkang,” ujar Farid.
Dirinya menambahkan, pasca masalah ini, anggota DPRD Bolmong pun sudah ada yang menghubunginya untuk meminta penjelasan.
“Memang benar ada Aleg Bolmong yang sudah menghubungi saya. Tapi, saya belum bisa berkomentar lebih karena ada di Manado. Hari ini baru saya akan kembali ke Bolmong,” tutur Farid.
Dari informasi yang didapat saat ini korban masih terkapar tak berdaya di ruangan Seroja RSUD Datoe Binangkang Desa Lolak II dikarenakan mengalami luka memar dan trauma. Tak hanya itu, saat penganiayaan, korban yang merupakan tulang punggung keluarga sempat muntah-muntah dan berteriak minta ampun namun tak dihiraukan pelaku.
Pelaku menghentikan penganiayaan saat ada beberapa warga yang menjelaskan bahwa korban mengalami cacat fisik dibagian jari.
(stvn)