BOLMONG,Manadonews.co.id-.Berlarut-larutnya permasalahan antara Desa Imandi dan Tambun di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), mendapat perhatian serius dari sosok Deddy Senduk yang adalah anggota legislatif Bolmong.
Menurutnya, permasalahan kedua desa yang bertetangga tersebut sudah sejak lama dan harus ada jalan keluar.
Bahkan, Senduk meminta aparat kepolisian, dalam hal ini Polres Kotamobagu agar lebih meningkatkan pengamanan.
“Konflik dua desa ini sudah lama. Olehnya, pihak polres Kotamobagu agar lebih meningkatkan pengamanan, khususnya di perbatasan kedua desa ini,” ujar Senduk via telepon seluler, Jumat (6/9/2019) sore.
Dirinya menambahkan, sebaiknya kedua desa ini menjadi prioritas pengamanan dengan membuat pos polisi dan dijaga selama 1×24 jam.
“Harus ada pos polisi dan dijaga full 1×24 jam. Selain itu juga rutin patroli,” tuturnya.
Menurut Senduk, permasalahan ini seringkali dipicu oleh konsumsi miras (minuman keras) yang didapat dari warung-warung.
“Warung dan kios harus dirazia agar tak ada yang menjual miras. Kalau perlu juga ada razia sajam. Kan bawa sajam masuk undang-undang darurat dan sanksinya jelas pidana,” tambahnya.
Senduk juga memberikan ilustrasi terkait konflik yang terjadi di Poso dan Ternate yang bisa cepat reda dan tak terjadi lagi. Dirinya berharap peran aktif pemerintah kedua desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tetua-tetua kampung untuk memberikan pemahaman terkait keamanan.
“Jika desa kita aman, otomatis aktifitas sehari hari tak terganggu. Jika tidak, maka saat kita bekerja saja takut takut. Namun dari kesemuanya itu yang terpenting adalah pribadi kita masing-masing yang menahan diri dan tak terprovokasi dengan hal-hal negatif,” tutupnya.
Sementara itu, pihak Polres Kotamobagu melalui Kasubag Humas AKP Rusdin Zima saat dihubungi via telepon seluler mengatakan, bahwa terkait masalah Imandi dan Tambun, pihaknya sudah membuat pos polisi di area perbatasan.
“Pos polisi sudah ada dan dijaga oleh personil polres dan polsek setiap saat. Bahkan patroli rutin kami lakukan. Konflik dua desa ini juga menjadi prioritas kami,” ujarnya.
Menurut Zima, masalah tak akan berlarut-larut jika kedua belah pihak mengedepankan keamanan bersama dan bisa menahan diri.
“Mari kita jaga bersama keamanan dan kenyamanan di wilayah kita masing-masing. Itu selalu kami sampaikan disetiap agenda pertemuan, baik tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa. Intinya kita tahan diri,” pungkasnya.
Diketahui, kedua desa tersebut kembali memanas pada hari Jumat (6/9/2019) subuh dengan kasus penikaman.
(Stvn)