MANADO,MANADONEWS.co.id- Peringatan Jumat Agung 2020 harus diarahkan kepada satu keyakinan akan terjadi pertumbuhan iman umat Kristen di Sulut.Hal ini merupakan bagian dari Khotbah Peringatan Jumat Agung Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pdt. DR. Hein Arina, Jumat (10/4/2020).
Pdt DR. Hein Arina mengatakan bahwa esensi iman dari momentum Jumat Agung 2020 ini adalah tiga hal utama yakni kebersamaan, persaudaraan dan penebusan.
“Yang terpenting dari peringatan Jumat Agung adalah mengimplementasi misi penyelamatan yang telah ditunjukkan oleh Tuhan Yesus tersalib di atas bukit Golgota.”katanya.
Kata Arina, bahwa perjamuan kudus selama ini menjadi indentitas perayaan Jumat Agung memiliki tiga Dimensi iman penting yakni persaudaraan,kebersamaan dan pengampunan.
“Dengan Jumat Agung ini umat Kristen didunia termasuk kita sekalian akan mengalami penebusan,ada penyelamatan dan penyelamatan dari dosa.”ujarnya.
Lebih jauh Arina menuturkan bahwa Jumat Agung ini boleh mengingatkan kita supaya jangan terjebak pada perangkap yang salah. Maka kita perlu memeriksa diri, sebab jangan-jangan kita terlalu banyak memakai topeng dalam hidup ini.
Menurut dia, Sekiranya kita tidak me-nemukan kebenaran yang haki-ki, Jumat Agung menjadi mo-mentum yang penting bagai-mana kita mengarahkan mata kita ke kayu salib, merenung ulang penderitaan yang dialami-Nya.
” Saya tegaskan sekali lagi yang terpenting dari momentum iman Jumat Agung ini adalah bagaimana kita sekalian mempraktekan nilai-nilai iman yang terkandung di dalamnya tidak hanya terbatas pada pemahaman Theologia namun di implementasikan dalam fundamental iman.”tandas Arina sambil menuturkan kematian Tuhan Yesus adalah wujud Kasih yang tak terukur
dan tanpa batas.
Pada akhirnya Khobat Jumat Agung 2020 ini Ketua BPMS GMIM Pdt DR Hein Arina itu berharap ada peningkatan kualitas iman umat
kualitas kekeluargaan menjadi momentum kebangunan keimanan, kebangunan kerohani-an yang utuh untuk hidup takut akan Tuhan, memuliakan Tuhan dalam kesucian kejujuran. Berani-lah membedah, jangan-jangan kita sudah terjebak pada rutinitas sehari-hari.(nando)