JAKARTA, MANADONEWS – Donald Trump, kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, menyatakan mendukung Referendum Brexit. Pada Mei lalu, Trump juga menyatakan bahwa Inggris akan lebih baik keluar dari Uni Eropa karena tingginya tingkat imigrasi.
Referendum Brexit atau rencana keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa yang akan ditentukan melalui referendum pada pekan ini. Warga Inggris akan diminta untuk memilih ‘Tetap’ atau ‘Keluar’ dari Uni Eropa, dalam referendum yang akan digelar pada Kamis (23/6) mendatang.
Kampanye referendum Brexit akan dimulai lagi pada awal pekan ini setelah sempat terhenti selama tiga hari menyusul pembunuhan tragis Jo Cox, anggota parlemen Majelis Rendah Inggris yang vokal menyuarakan nasib pengungsi.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa kampanye ‘Tetap’, yang menyerukan agar Inggris tetap berada di Uni Eropa, meningkat meski tidak signifikan.
Dalam wawancara dengan Sunday Times, taipan real-estate yang menjadi kandidat capres tunggal dari Republik ini menilai Inggris lebih baik keluar dari blok 28 negara Eropa itu.
“Saya pribadi lebih cenderung [Inggris] meninggalkan [Uni Eropa], untuk berbagai alasan, salah satunya agar birokrasi berkurang,” katannya, Minggu (19/6), dikutip dari Reuters.
Trump juga menyatakan kepada media Inggris itu bahwa ia akan berusaha menjalin hubungan yang baik di skala internasional jika ia terpilih sebagai presiden pada November mendatang, termasuk dengan Perdana Menteri David Cameron. Meskipun, sebelumnya Cameron pernah menyindir rencana Trump untuk melarang umat Muslim memasuki AS sebagai rencana yang “memecah belah, bodoh dan salah.”
“Tapi saya bukan warga negara Inggris. Ini hanya pendapat saya saja,” ucap Trump.
Trump lahir dari seorang ibu berdarah Skotlandia. Ia dijadwalkan akan berada di Inggris hanya sehari setelah referendum Brexit untuk mengunjungi dua lapangan golf miliknya di Skotlandia.
Trump juga mengatakan bahwa, jika terpilih menjadi presiden, ia akan mencoba untuk meningkatkan perdagangan AS dengan China, dan bekerja sama lebih erat dengan Rusia, termasuk dalam kerja sama memerangi kelompok militan ISIS.
[CNN Indonesia]