
JAKARTA, MANADONEWS – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai tindakan Komando Armada Maritim Kawasan Barat (Koarmabar) dalam insiden di Natuna sebagai suatu hal yang tepat. Menurutnya, keputusan kapal perang TNI Angkatan Laut menembak kapal nelayan berbendera China di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Jumat pekan lalu, karena kapal tersebut menangkap ikan di Indonesia secara melawan hukum.
Menurut Susi, Indonesia jangan kalah ‘galak’ dengan China soal hal ini. “(China) protes boleh saja. Tapi itu kan hal biasa yang kita tegakkan di wilayah kedaulatan. Saya pikir TNI AL sudah betul. Jadi jangan Chinanya saja yang boleh geram. Kita juga bisa geram,” ujar Susi seperti dilansir Kompas, Senin (20/6).
Menteri Susi juga menegaskan, menjaga hubungan baik dengan China bukan berarti kendur dalam hal penegakkan hukum di sektor illegal fishing (pencurian ikan). Sebab, kapal dari negeri tirai bambu tersebut terbilang banyak yang menjarah ikan di wilayah teritorial Indonesia.
“Hubungan baik kita harus jaga. Tapi soal pencurian ikan ya tidak termasuk hubungan baik antarlembaga dong,” ujar Menteri Susi di kediaman Ketua DPR Ade Komarudin, Kompleks Widya Chandra, dikutip Kompas, Senin (20/6).
Sebelumnya diberitakan, KRI Imam Bonjol-383 di bawah wewenang Koarmabar menangkap satu kapal berbendera China di perairan Natuna, Jumat pekan lalu. Kapal itu sempat melarikan diri. KRI Imam Bonjol kemudian melepaskan tembakan ke udara, namun diabaikan.
Setelah beberapa kali tembakan. KRI melepaskan tembakan ke arah lambung kapal. Akhirnya, kapal yang diawaki tujuh orang warga negara China tersebut menyerah. Kini, awak dan nahkoda dibawa ke Lanal Ranai untuk diproses hukum.
Kemarin, Pemerintah China melayangkan protes ke Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan kapal perang Indonesia merusak salah satu kapal nelayan China dan menahan satu kapal lainnya yang berisi tujuh orang awak.
[Kompas]