AgamaBerita TerbaruManado

Di Balik Fakta Kemunafikan Yudas

×

Di Balik Fakta Kemunafikan Yudas

Sebarkan artikel ini

Manado – Umat Kristiani sudah memasuki minggu sengsara keempat. Pembacaan minggu ini terambil dalam kitab Markus yang peristiwanya terjadi di Taman Getsemani.

Setelah Yesus selesai berdoa didapati murid-murid-Nya tidur.

MANTOS MANTOS

Maksud Tuhan dalam pembacaan ini kita masih tidur sedangkan waktu telah dekat. Tuhan menginginkan umatNya untuk selalu siap dan waspada karena tidak tahu waktunya kapan.

Demikian Khotbah Pdt. Jouke Watuna-Bambulu, S.Th, M.Pdk, ketika memimpin ibadah Minggu (19/3/2023) pagi, di jemaat GMIM Imanuel Wanea.

Pembacaan Alkitab Markus 14: 43-52 dengan judul ”Yesus ditangkap”.

Yudas adalah murid Tuhan Yesus yang sudah sekian lama mengikuti dan melihat mujizat Tuhan dan dia sungguh mengenal Yesus dengan baik.

Yudas datang bersama dengan rombongan orang yang membawa pentung dan pedang di taman Getsemani hendak menangkap Yesus layaknya seorang penjahat kaliber.

“Mengenal sosok Yudas Iskariot murid Tuhan Yesus ini berasal dari Keriot, arti kata Yudas bahasa Yunani kuno yaitu Allah dipuji sedangkan Iskariot adalah orang dari Keriot kota di sebelah selatan Yudea, jadi Yudas adalah satu-satunya murid Tuhan Yesus non Galilea di antara 12 murid,” jelas Pendeta Jouke.

Baca Juga:  Sampaikan Amanat Panglima TNI, Danrem Nani Wartabone: Prajurit Harus Beradaptasi dan Tingkatkan Profesional Melalui Revisi UU TNI

Sebelum menjadi murid Tuhan Yesus dari latar belakang Yudas bukan orang yang bersih, tapi Yesus tidak memandang sisi buruknya.

Malah Yudas masuk dari murid inti yang diberi kepercayaan sebagai pengelola keuangan.

Sampai saat ini di kalangan umat Kristen tidak ada yang memberi nama anaknya Yudas.

Yudas datang bersekongkol dengan para ahli taurat dan menangkap Tuhan Yesus di taman Getsemani dengan sebuah kemunafikan yang berlagak menunjukkan betapa hormatnya kepada Yesus sebagai seorang murid kepada gurunya dengan sebuah ciuman, padahal dia merencanakan sesuatu yang membahayakan Tuhan Yesus.

“Dunia saat ini tingkah orang kelihatan begitu baik dan saling menghormati, tapi di belakang segala cerita kebusukan dan penghinaan diobralkan kepada orang lain,” ungkapnya.

Ketika rombongan bersama Yudas datang dengan pentung dan pedang adapun seorang murid menentak telinga seorang prajurit tapi Yesus menyembuhkan telinga prajurit itu.

“Ketika sesuatu tidak sesuai harapan janganlah kita gunakan senjata kekerasan, tapi gunakan senjata kasih, kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan, Yesus telah memberi teladan dan pengampunan untuk hidup dalam kasih,” tukas Pendeta Jouke.

Baca Juga:  Dulu Menumpang, Kini Ajimah Punya MCK Sendiri Berkat TMMD

Di situasi yang menekan Yesus sebagai layaknya seorang penjahat yang butuh perhatian saat itu, murid-murid-Nya malah lari entah kemana termasuk Petrus yang bersumpah berani mati bersama Yesus dalam hal paling buruk sekalipun.

”Apakah kesetiaan kita kepada Tuhan hanya sebatas waktu yang senang dan uang? tanya Pendeta Jouke.

Sebagai Murid Tuhan Yesus, Yudas goyah dia tega menjual Tuhan Yesus dengan harga yang murah, dia dipengaruhi dengan kepentingannya yang membahayakan orang lain dengan sebuah kemunafikan.

“Sebagai murid Tuhan saat ini, marilah kita hormati Tuhan dan Guru kita dengan segenap hati dalam situasi dan kondisi apapun kita jangan pernah tinggalkan iman kita kepada Tuhan Yesus,” pungkas Pendeta Jouke. (JanesKoilam)

 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Example 120x600